Mama

My name is Wani Ardy. Kindly allow me to share with you a story.

Ini mama saya. Itu anak saya. Ini ruang tamu di mana saya pernah bermain dan disuap makan 30 tahun yang lalu.

Saya ada 4 orang emak. Bukan Ayah kahwin 4, tapi emak kandung saya ada 4 beradik perempuan. Yang sulung saya panggil Ibu, yang kedua - ini, penjaga saya - Mama, yang ketiga Mummy, yang bongsu Ummi - emak kandung saya. Keluarga Ummi kecil maka rapat.

Why I feel extra connected to Mama is because, not only she took care of me and pampered me when I was little, but also because of the things we kinda have in common.

Kesihatan saya tak sempurna. Antaranya, saya lahir tanpa organ rahim. Saya tak boleh mengandung. Kesihatan Mama juga tak sempurna. Dia ada masalah peranakan. Dia tunggu bertahun untuk dapat anak, dan bila akhirnya dapat, itulah satu-satunya, kerana tubuh dia tak mampu untuk mengandung lagi.

Saya ada seorang anak. Mama ada seorang anak.

Mama pernah ambil seorang anak angkat sebagai anak keduanya. Ditatang penuh seperti darah daging. Mama's life seemed perfect; a husband, a son, a daughter. Dan anak keduanya ini sangat sayangkan saya yang pada waktu itu anak kecil belaan Mama. We were very close. She was the big sister I never had.

And she died in an accident before I could fully comprehend the world.

Mama was carrying me when she heard the news, her knees became weak and I slipped off her arms as she passed out.

A nurse caught me from falling onto the floor.

To this very day, every time Mama looks into my eyes, I can tell that she sees the memory of her daughter.

This year, insyaAllah we will go through our second eid without Papa (Mama's husband) and Ibu.

I pray the bestest of health and the strongest of spirit for my Mama. Allah saja dapat balas kebaikan hati dan kasih sayang beliau buat saya, serta ujian-ujian yang dihadapi oleh beliau di dunia. Subhanallah.

Ini mama saya. Itu anak saya. Ini ruang tamu di mana saya pernah bermain dan disuap makan 30 tahun yang lalu. :')