Sekotak Cinta
- Guritno Purwakanti
- Jul 2, 2016
- 1 min read
Dua tiga botol madu
yang entah ke mana mengadu,
sebekas sambal kentang ikan bilis
sama ada membasi
atau membobok perut fakir di masjid.
Yang tersisa-
sekotak cinta.
Menanti tangan menyambut
sejak 598 hari yang lalu.
Merantau dari negeri ke negeri-
makin berisi, makin sunyi
atau
makin sunyi, makin berisi?
Sekotak cinta
mengimpi tempat berteduh
sejak 598 hari yang lalu.
Merenungku dari hujung kamar
dengan persoalan yang menghalilintar:
"Apa aku juga
bakal kau serahkan
walhal sudahnya
aku ditinggalkan?"
Selaut aku tertumpah ke lantai.
Malu dan maaf melimpah bersungai.
"Tidak, sekotak cinta.
Kau... dengan aku.
Biar kali ini kita sama-sama
tenggelam dalam tidak tahu."
(Dan kami pun jalan terus
menjalar tunggu
mengakar rindu
sejak 598 hari yang lalu.)
Wani Ardy
Ipoh
Recent Posts
See AllIt's World Cancer Day. I lost my Mama exactly two weeks ago. She had colon cancer. Stage four. Mama was my aunt. My mother's sister. She...
Membaca tentang Adik Amir, saya teringat lagu ini. Terlalu Istimewa nyanyian Adibah Noor. Tiap bait liriknya tepat menusuk rasa dan...
"I told everyone that you were real. I told my best friends. I told my doctors. But I couldn't prove it. You came and you didn't stay....